Cari Blog Ini

Kamis, 16 Mei 2024

Penerapan Konsep Arsitektur Neo Vernakular Di Indonesia


Masjid Sumatera Barat merupakan salah satu contoh penerapan filosofi dan konsep Arsitektur Neo Vernakular di Indonesia, bagaimana nilai nilai vernakular diterapkan pada bangunan modern dengan penerapan bentuk yang masih mencirikan sosial budaya.

Mengkutip publikasi artikel berjudul Identification of neo vernacular architecture in district government building in West Java province. Secara teori Arsitektur Neo Vernakular digunakan untuk memperoleh komposisi arsitektur yang mengacu pada bahasa daerah dengan mengambil fisik dan non-unsur fisik seperti budaya, pola pikir, keyakinan/pandangan ruang , filonilai-nilai sofis, dan agama menjadi konsep dan desain kriteria menjadi kontemporer pembentuk. 

Itu bisa disimpulkan bahwa Arsitektur Neo Vernakular merupakan perwujudan dari bentuk-bentuk bangunan tradisionaldalam implementasi kebaruan, namun tetap memiliki filosofi lokalitas di dalamnya. Arsitektur ini memiliki karakteristik tertentu, juga diperkuat dari desain tata letak bangunan, pondasi, bahan, struktur, dan nilai-nilai budaya lokal. 

Bagaimana Penerapan Konsep Arsitektur Neo Vernakular Di Indonesia

Ada beberapa prinsip desain Arsitektur Neo Vernakular secara rinci ada 5 yaitu:

  1. Hubungan Langsung merupakan pengembangan yang kreatif dan adaptif terhadap arsitektur lokal yang disesuaikan dengan nilai / fungsi bangunan saat ini, 
  2. Relasi Abstrak meliputi interpretasi ke dalam bentuk bangunan yang dapat digunakan melalui analisis tradisi budaya dan peninggalan arsitektural, 
  3. Hubungan lanskap mencerminkan dan interprestasi lingkungan seperti kondisi fisik termasuk topografi dan iklim, 
  4. Hubungan kontemporer meliputi pemilihan penggunaan teknologi, bentuk-ide yang relevan dengan konsep arsitektur, 
  5. Hubungan Masa Depan adalah pertimbangan ke sebuah partisisipasi kondisi masa depan.

Menurut Deddy Erdiono dalam Jurnal Sabua Vol. 3 No.3: 32-39 November 2011 berjudul Arsitektur 'Modern' (Neo) Vernakular Indonesia, menyebutkan ada empat model pendekatan yang harus dipertimbangkan dalam kaitan bentuk dan makna dalam merancang dan memodernisasi bangunan tradisional bentuk kontemporer mereka, yaitu kecenderungan untuk berubah - perubahan dengan paradigma, yaitu: 

  • (a) tetapbentuk dan makna, 
  • (b) bentuk tetap dengan makna baru, 
  • (c) bentuk baru dengan makna tetap, 
  • (d) bentuk barudengan makna baru. 
Kesimpulan

Dari kajian teori prinsip desain dan paradigma yang digunakan, dapat kita simpulkan bahwa konsep arsitektur neo vernakuler adalah konsep perancangan yang merupakan pembaharuan dari konsep arsitektur vernakuler yang menggunakan penerapan arsitektur modern dalam pemilihan material hingga olahan bentuk.

Selasa, 22 November 2011

Kajian Arsitektur Islam, Arsitek Muslim dan peradaban Islam Dunia

Setiap aktivis Muslim yang mempelajari arsitektur hampir selalu mendapat pertanyaan “apakah Arsitektur Islam” itu, dan sampai saat ini tidak bisa ditemukan jawaban yang memuaskan. 

Dalam Istilah “Arsitektur Islam”sebenarnya mempunyai konotasi, yaitu bangunan-bangunanmonumental yang dibangun pada masa kesultanan Islam pada Abad Pertengahan lampau. Ketika istilah Arsitektur Islam disebut, maka yang langsung terbayang adalah bangunan- bangunan ikonik seperti masjid Biru di Istanbul, menara spiral di Samarra, atau Taj Mahal di India.

Ilmuwan bernama Khalid Azabi mengatakan, arsitektur bertengger pada posisi yang terhormat dalam lingkup kajian intelektual pada masa pemerintahan Islam. Hal ini terbukti dengan maraknya ilmuwan Muslim yang menggeluti arsitektur. Beberapa ilmuwan pun menyampaikan pemikirian serta merumuskan apa itu arsitektur dan arsitek. Salah satunya adalah Al- Qalqasyandi. Ia berpendapat bahwa arsitek adalah seseorang yang berwe- nang untuk mendesain tampilan dan proporsi dari sebuah bangunan. Sang arsitek juga bertindak sebagai pengawas selama proses pembangunan. Sejarawan dan pakar ekonomi, Ibnu Khaldun, turut menyumbangkan pemikirannya.

Seorang arsitek, ungkap Khaldun, terlibat penuh dalam merancang sebuah bangunan, termasuk mendeko- rasi dan memperindahnya. Dalam tulisannya, The Architect in Islamic Civilization, Khalid Azabi menegas kan, peran arsitek sangat signifikan dalam membuat kian beragamnya khazanah arsitektur Islam. Buah pemikiran asritek Muslim mewujud dalam banyak bangunan dan tersebar luas di Irak, Turki, Kazakhstan, Suriah, Mesir, Persia, hingga Andalusia. Sebagian bangunan itu masih ada. Misalnya, Masjid Kordoba, Masjid Damaskus, Suriah, Istana Taj Mahal, dan Madrasah Murad di Turki. (Assidiq, 2010).

Menurut Rasdi (2003), arsitektur Islam adalah arsitektur yang berlandaskan pada Al Qur’an dan Sunnah sebagai peninggalan utama dari Rasulullah. Hal ini menjadi lumrah dan menjadi pegangan para peneliti arsitektur islam di berbagai negara. Kemudian Amhar (2009), mendefinisikan arsitektur Islam sebagai suatu  rancang bangun yang didasari oleh aqidah Islam dan memenuhi norma-norma dalam syari’at Islam. Perwujudan budaya Islami yang dicita-citakan dapat dituangkan dalam bentuk fisik dan non fisik, yaitu dengan perwujudan lingkungan binaan/bangunan yang Islami dan perilaku penghuni yang Islami. Perwujudan fisik arsitektur yang Islami dapat diperoleh dengan perpaduan yang harmonis antara unsur filosofis dan unsure simbolis yang sesuai dengan kaidah Islam (Noe’man, 2003). Pesma disetarakan dengan rumah tinggal, dan hal tentang rumah tinggal telah disinggung dalam Al Qur’an dan Hadits.  Diantaranya ditemukan tentang hakekat rumah tinggal adalah untuk mendapatkan perlindunganNya dibumi (surat An-Nahl ayat 80); rumah tempat tinggal mempunyai karakter privasi yang tinggi (surat An-Nur ayat 27).(Shochfah & Nurjayanti, 2013)


fungsi dan karakter Arsitektur Islam dan dapat diidentifikasi melalui adanya:
  • a.       Pengamalan Islam sebagai ‘Way of Life’, terekspresikan pada perilaku penghuni yang berfilosofi KeIslaman, meliputi Tauhid, Ibadah, Muamalah, Syariah dan Akhlaq (adab, tatacara), yang akan berpengaruh pada bentukan wadah arsitektur dan peruangannya (Nurjayanti, 2012)
  • b.      Pentingnya orientasi pada Ka,bah dan Kiblat yang berdampak pada fungsi ruang ibadah, sebagai ruang sholat dan penataan lay out interior ruang tidur dan ruang lainnya. Ada beberapa sunah Rasullulah yang dapat di aplikasikan pada kamar tidur, berhubungan dengan posisi tidur yang disunahkan Rasulullah yaitu tidur membujur kepala di utara dan kaki di Selatan, serta badan miring menghadap pada Kiblat (lokasi Indonesia).
  • c.       Pentingnya Hijab sebagai salah satu aturan Islam bagi perempuan, yang akan berdampak pada penataan zoning rumah tinggal dan hubungan antar ruang. Hijab dalam sebuah ruang dapat diartikan pembatas atau penghalang pandangan, jadi konsep hijab dapat diaplikasikan pada ruang tamu. Begitupun sekat-sekat ruangannya, sebisa mungkin ditata sedemikian rupa sehingga tidak membuat siapapun yang bertandang, bisa leluasa melihat kehidupan privasi para penghuni rumah (aurat rumah).
  • d.      Pentingnya interior yang mendukung penerapan konsep arsitektur Islam dalam bangunan. Misalnya, bangunan akan bernilai ibadah bila ornamen-ornamen yang menghiasi sudut-sudut ruangnya tidak melambangkan kemaksiatan atau kesom- bongan pemiliknya. atau melambangkan simbol-simbol yang dilarang Islam, baik berupa lukisan, patung, foto atau hiasan lainnya. Pesan mengingat akhirat itu bisa juga kita sampaikan lewat kaset tilawah Al Qur’an atau senandung nasyid-nasyid Islami. Begitupun sekat-sekat ruangannya, sebisa mungkin ditata sedemikian rupa sehingga tidak membuat siapapun yang bertandang, bisa leluasa melihat kehidupan privasi para penghuni rumah (aurat rumah).
  • e.      Seni hias Islami: adalah seni hias yang tidak ada unsur syiriknya, seperti hiasan floris, geometris dan kaligrafis (Sumalyo, 2000). Seni hias Islami yang ada dalam bangunan, baik interior maupun eksterior bertujuan untuk mengingatkan dan mendekatkan diri pada Allah (Nurjayanti, 2011)
  • f.        Nilai-nilai Ke-Islaman yang berfungsi untuk melindungi jiwa, harta, keturunan dan agama, terwujud secara abstrak dan konkrit. Secara abstrak tercermin pada akhlaq/perilaku penghuni. Secara konkrit dapat ditemukan pada fisik bangunan terungkap pada eksterior, yang terwujud pada perlindungan keamanan dan privacy anggota keluarga dengan jalan berhijab, dan interior yang terwujud pada sistem zoning, hierarki ruang, kiblat sebagai orientasi kegiatan yang berdampak pada lay out furniture, perwujudan hijab fisik dan hijab perilaku, hiasan interior/benda pengingat Allah dan kebersihan ruang. (Nurjayanti,2004)

pengetahuan tentang “Arsitektur Islam” ditempatkan oleh mainstream pengetahuan arsitektur saat ini dalam ranah sejarah arsitektur. Pengetahuan arsitektur saat ini terutama yang berkembang dalam pendidikan formal- didominasi oleh pengetahuan arsitektur yang berkembang pada masyarakat Barat, terutama pada masa modernisme. Profesi arsitek pada masa sekarang memang salah satu anak kandung dari modernisme, dengan kekuatan industri sebagai penyokong terbesarnya. Dominasi paradigma modernisme ini membagi perkembangan arsitektur dunia menjadi dua masa: masa modern, yang dimulai sejak revolusi industri, dan masa pra-modern. Arsitektur masa pramodern dikaji sebagai artifak sejarah, dan Arsitektur Islam menjadi bagian dari pengetahuan tersebut, bersanding dengan Arsitektur Mesir Kuno, Arsitektur Cina, Arsitektur India, Arsitektur Klasik (Yunani dan Romawi), atau Arsitektur Medieval dan Rennesans.

kelompok normatif-utopis, yang mencoba menafsirkan langsung teks-teks al Quran dan al Hadits dan menurunkan ke dalam kriteria arsitektur. Kata kunci yang digunakan kelompok ini adalah “Arsitektur Islami”. Beberapa tokoh cendekiawan dalam kelompok ini berasal dari Malaysia, seperti Gulzar Haider (Haider, 1991), Wan Salleh Wan Ibrahim (Ibrahim, 1998), dan Muhammad Tadjuddin Rasdi (Rasdi, 1998), dan beberapa dari Indonesia seperti M.S. Djarot S. Sensa (1987), atau Zein Moedjijono (1991).(Ekomadyo, 2016)

kelompok pragmatis, yang melihat keislaman suatu kerja arsitektur lebih tergantung dari pribadi sang arsitek. Kata kuncinya adalah “Arsitek Muslim”. Prinsip kelompok ini adalah bahwa urusan duniawi, termasuk berarsitektur, adalah menyangkut kreativitas, sehingga jika arsiteknya berakhlak baik maka karya-karya arsitekturnya pun akan mempunyai nilai Islami. Di Indonesia, tokoh utama kelompok ini adalah Achmad Noeman, arsitek masjid Salman (Noeman, 1996, Utami, 2002). (Ekomadyo, 2016)

kelompok sosialis, yang lebih memfokuskan diri pada arsitektur yang dianggap excellence pada masyarakat Islam. Kata kuncinya adalah “Arsitektur Masyarakat Islam (Architecture of Islamic Societies)”. Representasi paling mencolok dari kelompok ini adalah penghargaan Aga Khan untuk Arsitektur (Aga Khan Award for Achitecture/ AKAA). Beberapa produk arsitektur di Indonesia mendapatkan penghargaan ini, yaitu Pondok Pesantran di Pabelan, Program Perbaikan Kampung di Jakarta, Kampung Kebalen Surabaya, Kampung Kali Code di Yogyakarta, Kompleks Perdagangan Citra Niaga di Samarinda, Masjid Said Naum Jakarta, dan Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta (Serageldin, 1989).(Ekomadyo, 2016)

Kesimpulan penulis adalah dari al Quran yang menjadi tuntunan, panduan hidup dan sumber keilmuan bagi umat Nabi Muhammad ini, seorang muslim tidak hanya mengambil pengetahuan saja namun ada hal yang tidak kalah penting adalah di dalamnya juga termuat konsep keindahan bangunan, yang dicontohkan dengan menggambarkan keindahan bangunan-bangunan di surga, seperti yang diceritakan di dalam surat al Waqi’ah. Arsitektur termasuk di dalam seni ruang dalam esensi seni menurut Islam, hal ini dikarenakan arsitektur merupakan seni visual yang mendukung kemajuan peradaban Islam.
 

referensi artikel : 
Assidiq, Y. (2010). Menapak Langkah Arsitek Muslim. Republika Khazanah, 2010.
Ekomadyo, D. A. S. (2016). Mempertanyakan “ Arsitektur Islam .” 1(2), 1–11.
Shochfah, I. I., & Nurjayanti, W. (2013). Identifikasi Karakter Bangunan Islami Pada Pesma Putri Kh. Mas Mansur Ums. Sinektika: Jurnal Arsitektur, 13(1), 43–51.



Sabtu, 21 November 2009

Penerapan Arsitektur Tropis pada Bangunan di Iklim Indonesia

penerapan arsitektur tropis pada bangunan- bangunan arsitektur tropis memerlukan banyak pertimbangan. Iklim ini dapat ditemukan pada wilayah Afrika Tengah, Asia Tenggara dan Amerika Tengah. Iklim tropis itu sendiri dapat memberikan pengaruh terhadap bentuk, perletakkan dan orientasi bangunan. Kenyamanan beraktifitas pengguna. Respon rancangan dari masing-masing iklim membentuk tipologi bentuk yang secara umum dikenal dengan arsitektur lokal.

a. Pemilihan Tapak Secara umum, panas kelembaban tinggi disebabkan adanya angin dari arah utara dan selatan hemisphere mengumpul dan naik pada pertemuan permukaan tropis, menyebar kemudian dingin pada saat bersamaan. Karakteristik antara lain
  1. Kelembapan dan curah hujan tinggi sepanjang tahun 
  2. Temperatur tinggi sepanjang tahun 
  3. Temperatur diurnal barvariasi sekitar 8 der Cel 
  4. Sedikit variasi dalam temperatur
  5. Lahan datar dan angin laut mempunyai peranan utama wilayah pantai
  6. Intensitas radiasi matahari bervariatif dengan kondisi berawan. Dalam

Ada beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan dalam memilih lahan yang efektif:
  • Menempatkan bangunan untuk mendapatkan manfaat dari kondisi iklim mikro
  • Pertimbangkan terhadap insolasi dan shelter ketika pemanasan ruang dibutuhkan
  • Pertimbangkan terhadap aliran udara segar, untuk pendinginan


b. Insulasi Pembayangan diakibatkan adanya topografi lahan, kondisi eksisting serta vegetasi. Penataan bangunan dan vegetasi menjadi faktor yang menentukan dalam mengatur akses sinar matahari untuk mendapatkan panas. Dengan menempatkan bangunan yang lebih tinggi berada pada deretan belakang bangunan lebih rendah maka akan memperbesar peluang untuk mendapatkan pemanasan terhadap bangunan.

c. Angin/Wind Perimbangan terhadap aspek ini adalah untuk mendapatkan pembayangan pada situasi panas dan untuk mendapatkan ventilasi udara segar pada saat pendinginan. Pada kondisi panas, aliran angin dingin akan meningkatkan proses heat loss sehingga lingkungan jadi lebih terasa dingin. Aliran angin tersebut akan bekerja untuk mendinginkan beberapa permukaan elemen bangunan dan juga meningkatkan infiltrasi melalui bukaan bangunan. Tanaman sebagai pelindung (shelter) mempunyai fungsi untuk pembayangan terhadap bangunan. Namun hal tersebut dapat menjadi masalah untuk proses aliran angin menuju bangunan. Terlalu banyak dan padat tanaman yang melindungi bangunan juga akan mengurangi infiltrasi menuju bangunan. Desain arah utara dan Selatan berbeda. Pada daerah tropis menuntut penggunaan bahan yang ringan, termal inersia bangunan rendah, penggunaan vegetasi, topografi, natural ventilasi, reduksi terhadap insolasi pada saat kondisi dingin. Di bagian selatan orientasi Barat dihindari. Sangat sulit untuk membuat pembayangan sebab altitude rendah saat sore hari dan temperatur yang sangat tinggi pada siang hari.

e. Bukaan dan Fasade Bangunan
1) Pengudaraan Alami Ada 3 (tiga) prinsip desain yang saling mendukung terciptanya sistem pengudaraan alami pada bangunan, yakni penerapan model atap bertingkat, bukaan yang tepat (seperti letak jendela, lubang ventilasi, klerestori), dan ruang-ruang ber-void. Simak bagaimana prinsip-prinsip ini saling bekerja sama.
  1. Memakai Sopi-sopi Dinding sopi-sopi beton dapat digunakan pada struktur utama atap bertingkat. Sebenarnya kuda-kuda atap kayu atau baja juga bias digunakan, namun sopi-sopi diharapkan dapat memeberikan kesan bersih dan luas.
  2. Meletakkan Lubang Ventilasi Prinsip mengalirkan udara di rumah adalah adanya ventilasi silang yang dapat dicapai dengan meletakkan buka- bukaan yang saling berseberangan dan berbeda ukuran. Cara tersebuit dapat menciptakan perbedaan tekanan sehingga udara bias mengalir
  3. Membuka Sebagian Lantai masuk ke dalam ruang dapat terangkat ke atas (melalui void) dan keluar melali klerestori (seperti proses aliran udara pada cerobong) sehingga udara di dalam jadi lebih dingin.Selain untuk mengalirkan udara, void juga berguna untuk memasukkan cahaya alami yang diteruskan sampai ke lantai bawah. Efek dari hilangnya sebagian lantai ini juga menciptakan suasana yang luas dan terbuka.

2) Mengatasi Kelembaban Tujuan dari perancangan di daerah tropis lembab adalah
mereduksi temperatur internal, memaksimalkan ventilasi untuk efektifitas evaporasi proteksi terhadap sinar matahari, hujan dan serangga. Beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam iklim tropis lembab antara lain:
  • Temperatur dalam ruangan diusahakan tidak lebih dari temperatur luar. Potensi terbesar adalah dengan memaksimalkan shading.
  • Memperbesar volume ventilasi untuk menghilangkan panas dalam ruangan
  • Menjaga Meant Radiant Temperature serendah mungkin dengan reflective roof, separate ceiling, ventilated attic, low emmisive, roof material, reflective foil above ceiling, insulated ceiling.
  • Bangunan diusahakan mempunyai bahan lightweight untuk mempercepat pendinginan di malam hari.
  • Elevasi timur dan barat dihindari sebesar mungkin. Dinding bersifat reflektif dan mempunyai insulasi yang baik
  • Orientasi utara dan selatan diusahakan mempunyai bukaan besar untuk ventilasi. Ruangan di dalam bangunan diusahakan agar mendorong terjadinya cross-ventilation (ventilasi silang)
  • Bukaan dibuat untuk proteksi terhadap matahari, hujan dan serangga
  • Terdapat ruang-ruang yang dapat mengoptimalkan masuknya udara segar. Orientasi bangunan sebaiknya mempertimbangkan adanya aliran udara dingin yang masuk ke dalam bangunan
  • Konflik antar orientasi yang mempertimbangkan radiasi matahari dan aliran udara sebaiknya diselesaikan dengan melakukan kontrol terhadap radiasi matahari, dengan membuat rancangan yang memodifikasi antara aspek abngunan dan lansekap untuk mengarahkan aliran udara segar.
  • Untuk bangunan tunggal sebaiknya lebih banyak mempertimbangkan aliran udara segar.
berikut tadi Penerapan Arsitektur Tropis pada Bangunan di Iklim Indonesia

Jumat, 20 November 2009

Arsitektur Tropis, pengertian , ciri ciri dan karakteristik terhadap Bangunan


Pada bangunan arsitektur tropis juga didukung dengan materialnya yang banyak dengan material lokal dan alami. seperti kayu, bambu, dll. Bukaan untuk bangunan arsitektur tropis harus emperhatikan arah pencahayaan matahari pagi dan sore. Agar tercipta suhu dalam bangunan yang cukup nyaman dan sehat. Juga sirkulasi udara yang dirasa akan cukup sebagai udara yang sehat. Karena lingkungan yang tropis memiliki iklim dengan panas yang menyengat, pergerakan udara, dan curah hujan yang cukup tinggi.

Arsitektur Tropis, pengertian , ciri ciri dan karakteristik terhadap Bangunan


Pengertian Arsitektur Tropis Arsitektur tropis menurut Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch, merupakan salah satu cabang ilmu arsitektur, yang mempelajari tentang arsitektur yang berorientasi pada kondisi iklim dan cuaca, pada lokasi di manapun massa bangunan atau kelompok bangunan berada, serta dampak, tautan ataupun pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar yang tropis.

Bangunan dengan desain arsitektur tropis, memiliki ciri khas atau karakter menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis, atau memiliki bentuk tropis. Tetapi dengan adanya perkembangan konsep dan teknologi, maka bangunan dengan konsep atau bentuk modern/hitech, biasa disebut dengan bangunan tropis, hal ini diatasi dengan adanya sistem sirkulasi udara, ventilasi, bukaan, view dan orientasi bangunan, serta penggunaan material modern/hitech yang tidak merusak lingkungan.

Arsitektur dari bangunan atau kawasan yang berkarakter bangunan tropis, dengan pengaruh atau dampak terhadap lingkungannya.

Desain bangunan dengan karakter tropis, memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut, yaitu : harus memiliki view dan orientasi bangunan yang sesuai dengan standar tropis (building orientation), menggunakan bahan atau bagian pendukung kenyamanan pada kondisi tropis, seperti; sun shading, sun protection, sun louver, memperhatikan standar pengaruh bukaan terhadap lingkungan sekitar (window radiation), serta memiliki karakter atau ciri khas yang mengekspos bangunan sebagai bangunan tropis, dengan penggunaan material ataupun warna-warna yang berbeda

Ciri-ciri Bangunan arsitektur tropis mempunyai bentuk bangunan secara umum (Harli Budisetiapraja), seperti :
  1. Atap yang sebagian besar berbentuk runcing ke atas, walaupun ada pula yang melengkung.
  2. Memiliki overstek, yang berfungsi untuk menjaga tempias cahaya yang berlebihan
  3. Banyak bukaan, baik jendela atau lubang-lubang angin.
  4. Banyak menggunakan material alam, seperti kayu, batu, bambu dan lain-lain
  5. Dinding, lantai dan lain-lain biasanya menggunakan warna- warna alam
  6. Tumbuh-tumbuhan, air dan lain-lain yang terdapat disekitar bangunan sedapat mungkin didesain agar menjadi kesatuan dengan bangunan
  7. Ukuran dan tata ruang bangunan disesuaikan dengan kebutuhan h. Memaksimalkan pengudaraan dan pencahayaan alam


Bagian-Bagian Bangunan Arsitektur Tropis (Dr. Ir. M. Syarif Hidayat M.Arch)
  1. View dan Orientasi Bangunan Dari contoh-contoh studi kasus desain bangunan tropis modern yang ada di indonesia pada saat ini, maka dapat disimpulkan ciri-ciri view dan orientasi bangunan tropis adalah sebagai berikut :
    • Menghadap pada arah di mana sinar matahari diusahakan dapat memasuki ruangan pada pagi hari hingga sore hari.
    • Ruangan dengan fungsi publik atau pusat aktifitas berada pada kawasan yang mendapat cahaya matahari langsung, dengan suatu sistem pelindung yang menambah kenyamanan manusia.
  2. Bahan-bahan atau bagian pendukung kenyamanan pada kondisi tropis
    • Sun Protection Sun protection adalah suatu bagian yang melindungi atau menjaga bagian dalam bangunan atau interior, dengan suatu sistem atau bahan, yang dapat menambah kenyamanan
    •  Sun Shading Sun Shading adalah suatu bagian penyaring sinar matahari pada bukaan atau ventilasi ruangan, yang biasanya terdapat pada material kaca atau penyangga ventilasi bangunan.
    • Window Radiation (radiasi jendela/bukaan) Window radiation maksudnya pengaruh material atau sistem pada bukaan atau jendela, baik terhadap lingkungan interior bangunan, ataupun lingkungan luar/eksterior bangunan.
    • Karakter khusus lain bangunan tropis Bangunan tropis memiliki suatu sistem penggunaan material ataupun warna yang berbeda dari bangunan modern lainnya, hal ini tergantung konsep bangunan, fungsi bangunan, lokasi site bangunan, serta tujuan bangunan di desain.

berikut di atas adalah penjelasan Arsitektur Tropis, pengertian , ciri ciri dan karakteristik terhadap Bangunan

Kamis, 09 Maret 2006

Kebutuhan Ruang Sebuah Masjid Dalam Arsitektur Islam

Masjid Umar Khatab 

    Menurut neufert, ada lima dasar kategori desain masjid dengan 7 regional gaya. Dalam Negeri Arab, Negeri Spanyol dan Afrika Utara, Masjid selalu menggunakan hall dan open yard, ruang terbuka pada bagian dalam area masjid, baik pada sisi depan, tengah hingga dikelilingi oleh ruang terbuka.
Dalam Arsitektur Islam di Sub Sahara (Afrika
Barat), masjid didesain dengan memaksimalkan penggunaan material tanah liat coklat sangat
dominan, karena material tersebut tersedia berlimpah didareah tersebut. Sedangkan di Asia tengah terpengaruh
oleh gaya disebut axial four iwan style dan di Indian sub continental bentuk-bentuk dome dan taman-taman di dalam masjid sangat dominan, sedangkan di Anatolia, bangunan masjid
cenderung memiliki dome yang berada di tengah dan permanen.
    Di Indonesia , masjid memiliki pendekatan arsitektur vernakular yang beradaptasi dengan kearifan lokal budaya setempat. Bagaimana bentuk dan komposisi ruang masjid di Pulau Sumatera berbeda dengan Masjid di Pulau Jawa. Bentuk atap, bentuk minaret hingga pada kaligrafi yang digunakan cenderung berbeda beda. Namun kita bisa menarik satu kesimpulan bahwa tata cara shalat dan kebutuhan ruang shalat untuk masyarakat di Indonesia sama, terdiri dari ruang imam, ruang shalat, serambi masjid hingga tempat wudhu, dan minaret.
Study aktifitas manusia di masjid

kali ini saya akan mempelajari
tentang
Kebutuhan ruang Sebuah Masjid. pada gambar di atas kita dapat
mengetahui kebutuhan aktivitas manusia ketika berada di masjid, seperti sedang
sujud 120 cm, duduk 62
,5 cm, dan duduk bersila  rentang 60-80 cm. kebutuhan ruang ini
berdasarkan neufert. Sehingga setiap shaf yang kita desain harus memiliki spasi
yang tepat, tanpa mengurangi nilai ke khusyukkan ibadah.


kebutuhan
ruang dan orisinal bangunan masjid di arab

    Di dalam gambar di atas kita mengenal orientasi bangunan, ya Mecca/mekah
adalah tujuan atau garis lurus yang harus di tarik garis center menuju Ka ‘bah.
kemudian kebutuhan ruang ke dua adalah prayer room/ruang Shalat, yang
berada di kepala dari bangunan atau paling depan ke arah Ka ‘bah. kemudian
minaret/menara. kemudian ada sebuah open yard atau taman terbuka di
tengah antara ritual ablution/menyucikan diri/berwudu. ruang terbuka itu
adalah bisa berupa taman terbuka, taman tertutup ataupun serambi dari masjid.
kemudian kita hanya memiliki satu pintu masuk menuju pola ruang yang ada.



Kebutuhan ruang Sebuah
Masjid apa saja jika kita hendak membangun sebuah masjid :



  1. ruang imam/mihrab 50 m2
  2. ruang Shalat(utamakan
    berbentuk persegi panjang melebar dari arah kiblat)--2000 cm X 1500 cm
  3. ruang wudu pria di
    kanan , sedangkan ruang wudhu wanita di kiri 15
    m2
  4. ruang peralatan 12 m2
  5. perpustakaan.(masjid
    tidak hanya sebagai tempat orang sholat, namun berbagai aktivitas keagamaan dan
    study bisa di lakukan) 18
    m2
  6. serambi masjid. bisa
    di gunakan untuk musafir beristirahat dan iktikaf ketika bulan Ramadhan
  7. menara 9 m2














Senin, 07 November 2005

Definisi dan Pengertian Arsitektur

sumber : Cankaya.edu.tr

Arsitektur pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai 'seni dan ilmu merancang dan membangun bangunan '. 

Sebagai kata, 'arsitektur' dapat memiliki beberapa arti lain, seperti:

  1. Produk atau hasil karya arsitektur: bangunan, kawasan perkotaan, dan lanskap.
  2. Suatu gaya atau metode pembentukan karakteristik suatu orang, tempat atau waktu.
  3. Profesi merancang bangunan dan lingkungan layak huni lainnya oleh arsitek.
  4. Tindakan sadar membentuk sesuatu yang menghasilkan struktur pemersatu atau koheren.

Dalam bentuknya yang paling sederhana, arsitektur adalah desain dan organisasi ruang, dan yang paling penting bentuk umum, itu adalah desain bangunan, interior dan ruang sekitarnya. Arsitek bertindak sebagai desainer, yang dapat bekerja dalam berbagai skala, dari skala sebesar itu perencanaan kota, hingga skala sekecil desain kursi.

Secara etimologis (dalam kaitannya dengan akar kata), kata 'arsitektur' berasal dari bahasa Yunani arkhitekton (ἀρχιτέκτων), yang merupakan kombinasi dari kata arkhi, yang berarti "kepala" atau “Master”, dan tekton, yang berarti “tukang” atau “pembangun”. Sejalan dengan etimologi, arsitektur digunakan untuk menunjukkan proses dan produk dari merancang dan membangun bangunan; dan arsitek dulu dikenal sebagai "ahli bangunan" atau "ahli bangunan" di masa lalu.

Arsitektur adalah salah satu profesi tertua dalam sejarah manusia. Itu muncul dengan manusia membutuhkan tempat berlindung untuk melindungi diri dari cuaca dan bahaya di luar. Ini pertama kali berevolusi sebagai hasil dari kebutuhan (seperti tempat tinggal, keamanan, ibadah, dll.) dan sarana (seperti bangunan yang tersedia materi dan keterampilan). Ketika budaya manusia berkembang, bangunan menjadi kerajinan dan kemudian versi formal dari kerajinan itu, yang dipraktikkan oleh para profesional terpelajar, disebut 'Arsitektur'.

Mari kita definisikan arsitektur dengan cara ini: Arsitektur adalah seni dan ilmu merancang serta membangun ruang, struktur dan lingkungan dengan fitur estetika untuk mencapai tujuan tertentu yang memberi kesan kegembiraan bagi pemirsa. Definisi ini memunculkan beberapa fakta fundamental dari cara multidisiplin. 

Pertama, ini adalah seni karena arsitek yang menciptakan pada dasarnya adalah seniman dengan bakat dan bakat alami arsitektur, mengekspresikan kemampuan kreatif dalam artefak. 

Kedua, ini adalah ilmu mendesain dan membangun ruang, struktur atau bangunan. Proses ini melibatkan kombinasi disiplin ilmu. Ini melibatkan Matematika, Fisika dan ilmu-ilmu terkait lainnya dan metodologi ilmiah. 

Ketiga, struktur atau bangunan tidak dianggap sebagai arsitektur jika tidak mengejar proses perencanaan yang tepat, rajin mendesain, gunakan pencocokan bahan, menampilkan dekorasi halus dan yang terpenting, didirikan di lingkungan yang memikat. 

Keempat, struktur harus mencapai tujuannya, yaitu melayani tujuan yang dibangunnya. Ini melibatkan manajemen ruang yang tepat dan utilitas fungsional. Akhirnya, struktur yang dibangun harus memiliki daya tarik estetika untuk dibangkitkan kegembiraan ekstra. Semua ini melibatkan proses yang kompleks; jumlah kognisi, penelitian dan perencanaan yang baik berbagai level. Dengan demikian, arsitektur menunjuk pada rencana, proses, pola, dan produk. Itu karena arsitektur mengungkapkan tidak hanya karakter atau gaya konstruksi tertentu tetapi juga menceritakan kisah arsitek yang mendesain dan pemangku kepentingan yang memberikan komisi.

Rabu, 26 Oktober 2005

Koefisien Lantai Bangunan (KLB)







Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
KLB merupakan perbandingan antara luas total bangunan dibandingkan dengan luas lahan. Luas bangunan yang dihitung KLB ini merupakan seluruh luas bangunan yang ada, mulai dari lantai dasar hingga lantai diatasnya.


Bangunan dengan dindingnya yang lebih tinggi dari 1.20 m, yang digunakan sebagai ruangan harus dimasukkan kedalam perhitungan KLB.

KLB biasanya dinyatakan dalam angka seperti 1,5; 2 dan sebagainya.


Tiap-tiap daerah angka KLB ini berbeda-beda. Lokasi suatu daerah semakin padat, maka angka KLB akan semakin tinggi pula.


Bila tertera KLB = 2, maka total luas bangunan yang boleh didirikan maksimal 2 kali luas lahan.








Angka-angka KLB ini berkaitan jumlah lantai yang akan dibangun. 

Seandainya, punya lahan 150 M2, dengan KDB 40 % dan KLB = 1,

perhitungannya sebagai berikut:

Lantai dasar = 40% x 150 M2 = 60 M2
Total luas bangunan yang boleh dibangun = 150 M2
Dari perhitungan diatas diperoleh, luas lantai dasar yang boleh dibangun hanya seluas 60 M2 saja.


Sedangkan luas total bangunan yang diizinkan seluas 150 M2, berarti bisa membangun rumah secara vertikal, dengan jumlah lantai hanya dua